Bisnis sedang sepi? Ekonomi sedang lesu..? gara gara onlineeeee? apakah betul DIGITALISASI memberikan DAMPAK KE ASPEK EKONOMI DAN SOSIAL
Menarik membaca artikel mengenai era digitalisasi, yang telah dianggap oleh mayoritas orang sudah banyak mempengaruhi aspek hidup kita, tidak dipungkiri banyak pemikiran dan pendapat atau bahkan kritik yang diajukan oleh sebagian pengusaha/ penjual produk yang mempertahankan sistem konvensional bahwa e commerce, online shopping/gerai retail online, online sales atau online marketing berkontribusi secara signifikan dalam penurunan omset usaha bagi mereka semua.
Dampaknya yaitu sepinya Roxy, Glodok dan pusat perbelanjaan Matahari dan Ramayana, sampai sampai beberapa gerai departemen store menutup beberapa outletnya antara lain Lotus dan Debenhams.



Penampakan Sepinya Suasana Pusat Perbelanjaan Secara Umum
Dengan kata lain, bisnis online dianggap me menjadi penyebab sepi nya transaksi dagang dari penjual konvensional
Ekonom kita menyatakan pertumbuhan ekonomi sampai triwulan III-2017 masih cukup baik yaitu sebesar 5,01%, tapi memang kenyataannya hampir semua aspek retail mengalami penurunan omset kecuali bisnis yang berbasis internet dan online.
Pertanyaan besarnya sekarang, berbalik lagi…apakah benar bisnis online atau digitalisasi di sektor bisnis mempengaruhi bisnis retail konvensional?
Ternyata TIDAK…
Opini diatas dipatahkan oleh beberapa ekonom lain bahwa penjualan e-commerce hanya menyumbang 1,2% dari total GDP kita, dan hanya sekitar 0,8% (2016) dari total penjualan ritel nasional. Memang pertumbuhannya sangat tinggi (eksponensial) tapi magnitute-nya belum cukup siknifikan untuk bisa membuat gonjang-ganjing industri ritel kita.
Kalau konsumen tak lagi banyak belanja di gerai ritel konvensional dan masih sedikit yang belanja di gerai online, maka pertanyaannya, duitnya dibelanjakan ke mana?
Ternyata jawabannya ada pemindahahan (Shiting) pola belanja masyarakat yang saya rangkumkan sedikit dibawah :
*From “goods-based consumption” (barang tahan lama) menjadi “experience-based consumption” (pengalaman). Experience-based consumption ini antara lain: liburan, menginap di hotel, makan dan nongkrong di kafe/resto, nonton film/konser musik, karaoke, nge-gym, wellness, dan lain-lain yang mulai terlihat sejak 2015 – (Studi Nielsen)
- Hal ini juga yang menjelaskan kenapa mal yang berkonsep lifestyle dan kuliner (kafe/resto) seperti Gandaria City, Gran Indonesia, atau Kasablanka tetap ramai, sementara yang hanya menjual beragam produk (pakaian, sepatu, atau peralatan rumah tangga) semakin sepi, juga berjamurnya kafe dan resto berkonsep experiential baik di first cities maupun second cities.
Pusat kecantikan dan wellness bertambah banyak. Konser musik, bioskop, karaoke, hingga pijat refleksi tak pernah sepi dari pengunjung. Semuanya menjadi pertanda pentingnya leisure sebagai lokomotif perekonomian Indonesia.
- Bandara di seluruh tanah air ramai luar biasa melebihi terminal bis. Hotel budget di Bali, Yogya, atau Bandung full booked tak hanya di hari Sabtu-minggu, tapi juga hari biasa. Tiket kereta api selalu sold-out. Jalan tol antar kota macet luar biasa di “hari kejepit nasional”. Destinasi-destinasi wisata baru bermunculan (contoh di Banyuwangi, Bantul atau Gunung Kidul) dan makin ramai dikunjungi wisatawan.**
(by yuswohady * – **)
“Welcome to the leisure economy.” Saya kutip dari referensi artikel sama diatas yang memaparkan semua fenomena shifting pola belanja masyarakat diatas, yang memang menjadi referensi saya untuk punya perspektif yang saya punya saat ini.
Saya peribadi percaya opini diatas adalah cukup mewakilkan situasi ekonomi dan sosial ekonomi saat ini, bahwa digitalisasi khususnya online marketing belum memberikan dampak yang signifikan (secara data),
nah menariknya ada pengalaman yang saya mau bagikan kepada anda semua.
beberapa hari yang lalu ketika saya berakfitas dengan kendaraan roda 2 saya sih Vega, dengan rute dari pesing menuju pasar kopro sebuah pasar traditional berlokasi di daerah tanjung duren Jakarta Barat :
- Saat saya melewati Jalan Tanjung Duren Jakarta Barat, banyak sekali driver driver dari beberapa ojek online yang sedang berkumpul membentuk satu keramaian…tentunya didomonasi dengan seragam berwarna Hijau..pertamanya saya mengira bahwa ada insiden seperti demo atau keributan diantara mereka, setelah saya lebih dekat..saya menyadari bahwa mereka semua sedang mengantri untuk membeli pisang goreng dari order konsumen mereka.
- Sesampainya di pasar, saya langsung menuju lantai 2 untuk membeli tape ukuran besar, atau yang lebih dikenal orang Jakarta dengan istilah lakban, yang saya cari adalah lakban berwarna putih, disana saya ditawarkan 1 produk lakban dengan harga yang relatif mahal, maka saya bertanya..apa istimewanya produk ini..apakah lem/perekatanya sangat baik? Lalu penjaga toko merespon :”bagus koq pak…kami juga pakai..tuhh” sambil menunjuk kea rah paket paket kotak dibungkus dengan kantong plastik hitam dengan balitan lakban diatasnya. Yg isinya ada makanan ringan/kering yang sudah dipacking siap untuk di kirim melalui kurir online, info dari penjaga toko ternyata toko sebelah yang menjual snack dan makanan kering, pemiliknya adalah orang yang sama dengan toko plastik yang dijaga penjaga toko ini. Toko snack dipasar tradisional ternyata juga melakukan pemasaran dengan bisnis online dan jumlah packingan kantung plastik hitam yang akan dikirim, saya perkirakan lebih dari 20 bungkus.
Produk dari toko snack sedangkan packingnya dilakukan oleh toko penjual plastic dan tape …cukup menarikkkk
- Karena saya anggap tape/lakban yang dijual di toko ini adalah mahal, saya mencoba ke toko dibagian belakang yaitu toko plastik yang lebih besar lagi, hal yang sama saya tanyakan tentang lakban, harga yang ditawarkan cukup reasonable..sesuai dengan budget kami. Lalu saya tanyakan kualitasnya, apa jawaban pemilik toko : bagus koq pak..beberapa pelaku bisnis online menggunakan ini dan kami yang supply…jawabanya adalah sama..hal yang sama, mereka selalu membuat ONLINE (pelaku) menjadi referensi mereka….menarikkk???
APAKAH SUNGGUH BENAR bahwa Bisnis Online TIDAK banyak mempegaruhi bisnis retail kovensional ? karena kenyataannya semua orang membicarakan tentang online..gojek online, kurir/ pengiriman online, belanja online, penjual online, pemesanan online,dan online online lainya.
Bahkan kita banyak mendengar..beli online? Jual dengan online? Dionline kan saja…
Keuangan digital, digitalisasi parawisata, pengurusan online untuk bpkb, pajak dll
Banyaknya Artikel artikel bermunculan yang menyatakan dampak dari era digitalisasi seperti pekerjaan yang akan hilang dalam beberepa tahun ke depan, pekerjaan yang akan muncul beberap tahun kedepan dan semuanya dihubungkan tidak jauh dengan dampak digitalisasi masa kini.
Dan kenyataannya sekarang ini semua orang sekarang bisa berjualan, termasuk bagi mereka yang tidak punya produk sendiri, modal terbatas, atau bahkan mereka yanghanya mau mencoba coba berbisnis dan mereka melakukannya dengan online untuk menimalisasi resiko dan modal yang dikeluarkan.
Siapa saja sekarang bisa berjualan, baik bentuknya produk ataupun makanan cepat saji ataupun fresh (bukan cepat saji) bisa dipasarkan dengan online, salah satu perusahaan transportasi berbasis online pertama yang kebanyakan armadanya alat transportasi beroda dua membuka kesempatan bekerja sama dengan para chef chef rumah yang mau mencoba coba menjalankan bisnis kuliner dengan operasional awal dari rumah.
Kesimpulannya?
Menurut pandangan saya …BENAR bahwa bisnis retil sejuah ini sepi bukan hasil dari dampak transaksi online secara signifikan..saya sangat setuju bahwa BELUM, tapi saya meyakini juga bahwa belanja online adalah salah satu HASIL dari pola belanja masyarakat yang berpindah (shifting) From “goods-based consumption” (barang tahan lama) menjadi “experience-based consumption” , Artinya belanja online sudah menjadi satu pengalaman mengasyikan yang dianggap jauh lebih convenient (nyaman dan tanpa repot) dari pada belanja secara konvensional, masyrakat senang dimanja dengan belanja hanya menekan tombol hp, memesan dan membayar hanya dilakukan dari sentuhan jari jari tangan dan semuanya dilakukan dalam 1 gadgeg dan produk yang dipesan akan sampai dalam waktu sekejap saja.
Bukti konkritnya yang kami alami sendiri adalah pengalaman teman yang bergerak di retail air mineral kemasan yang mempunyai pembeli dimana pembeli ini membeli hanya 1 dus air kemasan minum yang dia pasarkan via toko online, sangat jelas bahwa harga produk dan ongkos kirim melalui kurir online diyakini pasti lebih tinggi dibandingkan pembeli membeli 1 dus air kemasan botolan itu sendiri di warung/mini market area dekat pembeli, tapi kenyataaanya pembeli ini tetap membeli ke teman kami si retailer ini yang lokasinya sangat jauh (pembeli depok membeli dari retailer Jakarta Barat) dan menjadi pelanggan dalam beberapa hari sesudahnya…amazing bukan? Harga tidak menjadi kendala ternyata…yang penting kenyaman dan kepuasan belanja..:)
FAKTA MENARIK LAINYA :
- Jeff Bezos CEO Amazon, menjadi orang terkaya no 1 menyingkirkan Bill Gates.
Bezos menjungkalkan Bill Gates sebagai orang terkaya dunia. Hartanya yang USD 93,1 miliar atau Rp 1.265 triliun lebih besar dari Gates dengan duit USD 90 miliar.
Seperti kita ketahui Jeff Bezos adalah pendiri K raksasa e-commerce Amazon di Amerika.
2.Jack Ma (CEO Alibaba)
Menjadi salah satu orang terkaya di China dan Asia, dengan hagra diestimasi USD 46.9 miliar atau kisaran Rp 637.6 trilliun yang dihasilkan dari suksesnya Alibaba menjadi raksasa e-commerce dunia.
- Adanya kenyataan PERALIHAN dari belanja offline ke online
Presiden Direktur PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) , Muhammad Feriadi, menjelaskan telah terjadi pergeseran pola belanja dari offline ke online, karena dinilai lebih mudah dan efisien.
“Garis besarnya adalah saya katakan from offline to online itu benar terjadi. Orang dulu mungkin lebih suka kebutuhan apapun di supermaket, mal, atau pasar. Sekarang ini orang lebih memilih belanja online, kenapa? Karena online ini menawarkan harga yang relatif lebih murah dan efisien,” kata Feriadi di Kantor Pusat JNE, Jakarta, Senin (16/10/2017).
Transaksi online menyumbang sekitar 50% dari 70% total jasa pengiriman ritel di JNE. Hal itu menurutnya, terus naik katanya.
- Alibaba Catat Penjualan Rp 342 Triliun di Hari Jomblo.
Hanya dalam 24 jam, raksasa e-commerce China, Alibaba berhasil meraup penjualan sampai dengan US$ 25,4 miliar atau Rp 342,9 triliun (kurs Rp 13.500/US$). Maka 11 November 2017 dinobatkan sebagai hari belanja terbesar di muka bumi ini.
Pada hari yang sama di tahun lalu, penjualan hanya mampu mencapai US$ 17,8 miliar. Artinya ada kenaikan sampai 40%, mengalahkan Black Friday atau Cyber Monday.
Demikianlah seperti yang dilansir dari CNNMoney, Minggu (12/11/2017).
Amazing bukan? Semuanya tentang internet dan bisnis online.
Lalu bagaimana respon kita semua?….apa yang harus kita lakukan di era digitalisasi ini..apakah kita mau beradaptasi untuk mengikuti trend kedepan secara dinamis? Atau kita tetap bertahan dan melakukan bisnis kita dengan cara konvensional yang masih sama kita lakukan dalam 10 tahun terakhir bahkan lebih?
1 pesan berantai yang saya dapatkan melalui whatsapp beberapa hari yang lalu, isinya :
HARI INI SUKA ATAU TDK SUKA, TP FAKTA TELAH TERJADI
================================================.
- 10 tahun yang lalu Yahoo adalah raksasa dunia internet.
Fakta hari ini habis terlindas oleh Google.
- 10 tahun yang lalu, Nokia dengan symbiannya adalah raja ponsel di seluruh dunia.
Fakta hari ini Symbian tinggal kenangan, dihajar power dari Android.
- 10 tahun yang lalu, surat kabar, majalah, dan televisi adalah media informasi paling efektif.
Fakta hari ini, mereka tergerus oleh YouTube, Facebook,Twitter, Instagram, Linkedin.
- 10 tahun yang lalu gerai Matahari, Ramayana, Carrefour, Hypermart adalah raja dunia retail .
Fakta hari ini, gerai mereka banyak tutup, tergantikan oleh Bukalapak, Tokopedia, Blibli, dll.
- 10 tahun yang lalu kita masih pakai kertas, survey, dll jika ingin kredit,
Fakta hari ini, mereka akan segera tergerus oleh akulaku dan kredivo.
- 10 tahun yang lalu ojek adalah profesi yang bahkan tidak dipandang sebelah mata pun.
Fakta hari ini, tukang ojek adalah S1 bahkan S2, karena sudah online.
- 10 tahun lalu, dunia investasi hanyalah milik orang kaya, orang banyak duit.
Fakta hari ini, dengan uang 100 rb rupiah pun pengamen jalanan bisa beli Reksadana saham.
- 10 tahun yang lalu Anda buka toko kelontong harus pakai modal besar.
Fakta hari ini, hanya bermodal Smartphone Anda bisa jadi grosir dengan aplikasi Kudo.
- 10 tahun lalu anda pesan hotel dan ticket pesawat lewat travel agent.
Fakta hari ini, ribuan travel agent berguguran tergantikan oleh Traveloka, Agoda, Pegipegi dll..
- 10 tahun yang lalu, jika Anda tidak terbuka pada perubahan jaman, maka hari ini Anda adalah orang yg tergilas oleh jaman.
Dan jika hari ini pun Anda tidak terbuka oleh informasi dan perubahan,
Percayalah 10 tahun yang akan datang Anda adalah orang orang yang Merugi.
Perubahan & Inovasi, tidak akan pernah berhenti, meski Anda berkeras untuk tidak ikut berubah.
Begitu juga bisnis, Jika sekarang Anda masih nyaman kerja di Bank
Percayalah 10 tahun lagi bahkan kantor Bank pun Mungkin sudah tidak ada karyawannya.
Karena tergantikan oleh aplikasi Alipay.
Berubah itu baik, berubah itu perlu, berubah untuk kenyamanan dan kemudahan. Inilah dampak positif negatif teknologi. Bersiaplah.
Selamat Siang & Tetap semangat!!
3 Nopember 2017
jadi seberapa besar digitalisasi dan dampaknya ke aspek ekonomi dan sosial, pandangan saya pribadi adalah cukup signifikan melihat beberapa fakta lapangan yang terjadi belakangan ini.
Yang bisa kita simpulkan dari semua pernyataan diatas adalah era digitalisasi tidak bisa dihindari dan bukan harusnya dihindari, tetapi seharusnya kita ikuti dan terlibat didalamnya, karena digitalisasi adalah masa depan, dan kita semua harus berhadapan dengan masa depan kelak.
Saya putuskan untuk beradaptasi dan memilih mengikuti trend dengan belajar melakukan bisnis kami secara digitalisasi
Dan bagaimana dengan Anda??? ………………………………Bagaimana dengan Anda????????
Salam Sukses.
klik dibawah untuk mengetahui bagaimana meningkatkan omset anda berlipat lipat dengan online marketing, tidak peduli anda seorang ibu rumah tangga atau profesional, karena online marketing bisa dilakukan dimana saja termasuk dari rumah.